SULSELNEWS.NET — Kepedulian terhadap lingkungan dan semangat inovasi menjadi kunci sukses Tjahyani, pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) asal Manado, Sulawesi Utara. Berkat ide kreatif memanfaatkan limbah dan potensi hayati lokal, ia berhasil mengembangkan produk kerajinan bernilai tinggi yang kini menembus pasar ekspor.
Usaha Tjahyani tak lepas dari dukungan Akademi UMK Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, sebuah program pembinaan berkelanjutan dalam kerangka Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina.
Melalui program ini, UMK binaan mendapatkan pelatihan intensif mulai dari pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga manajemen usaha berbasis prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Tjahyani memulai usahanya sejak 2014, berawal dari memanfaatkan limbah sisik ikan kakap yang ia temukan di kantin sekolah tempatnya menjemput anak.
Sisik-sisik tersebut kemudian ia olah menjadi bros, hiasan dinding, dan aksesori unik lainnya. Seiring waktu, terutama saat pandemi COVID-19, ia mulai bereksperimen dengan teknik ecoprint menggunakan daun-daun khas Sulawesi Utara seperti daun gedi dan jarak merah.
Tidak berhenti di situ, Tjahyani juga mengembangkan kerajinan berbasis serat pisang abaka—tanaman endemik dari Kabupaten Talaud yang dikenal kuat dan lentur. Serat alami ini kini menjadi bahan baku utama berbagai produk seperti tas, dompet, dan aksesori berbasis serat alam.
“Dengan bimbingan dari Akademi UMK Pertamina Patra Niaga, saya tidak hanya dibantu dalam pengembangan produk, tetapi juga dalam pemasaran dan pelatihan manajemen usaha. Ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus berkarya sekaligus mengangkat potensi lokal Sulut,” ungkap Tjahyani.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengapresiasi semangat dan ketekunan Tjahyani. Ia menyebutkan bahwa kisah ini adalah cerminan keberhasilan program Akademi UMK dalam mendorong pelaku usaha kecil yang tangguh dan inovatif.
“Pertamina Patra Niaga melalui Akademi UMK hadir untuk mendorong pelaku usaha kecil agar mampu bertahan dan berkembang dengan pendekatan inovatif dan ramah lingkungan. Kami bangga dapat mendampingi UMK seperti Ibu Tjahyani yang tidak hanya kreatif, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” jelas Fahrougi.
Ke depan, Akademi UMK Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi berkomitmen memperluas jangkauan program pembinaan di berbagai wilayah.
Harapannya, UMK lokal yang mengandalkan potensi sumber daya alam dan kreativitas mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus bersaing di pasar nasional dan global.