APPI Kecam Sanksi Kontroversial PSSI Terhadap Yuran Fernandes, Siap Tempuh Jalur FIFA

SULSELNEWS.NET — Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengecam keras keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan sanksi berat kepada pemain PSM Makassar asal Cape Verde, Yuran Fernandes. Dalam pernyataan resminya, APPI menilai sanksi berupa larangan beraktivitas di seluruh kegiatan sepak bola Indonesia selama 12 bulan itu sebagai tindakan yang berlebihan dan melanggar hak kebebasan berekspresi.

Sanksi tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Komdis PSSI No. 163 tertanggal 9 Mei 2025, yang dikeluarkan menyusul unggahan Yuran Fernandes di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Yuran menyampaikan kekecewaan terhadap situasi yang ia hadapi selama berkarier di Liga Indonesia.

“Yuran tidak melakukan kekerasan, tidak memprovokasi, apalagi menyebarkan kebencian. Ia hanya menyampaikan pendapat pribadi secara wajar,” tegas APPI dalam keterangan tertulis, Minggu (11/5/2025).

APPI menyebut keputusan Komdis tersebut sebagai preseden buruk yang dapat mengancam kebebasan berbicara para pesepakbola di Tanah Air. Kebebasan berekspresi, menurut APPI, merupakan hak dasar yang dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

“Kritik semestinya dipandang sebagai masukan dan bahan evaluasi, bukan justru dibalas dengan sanksi berat yang bisa meruntuhkan karier atlet,” ujar Wakil Presiden APPI, Achmad Jufriyanto.

Lebih lanjut, Presiden APPI Andritany Ardhiyasa menyatakan pihaknya telah menjalin komunikasi langsung dengan Yuran Fernandes dan mendukung penuh langkah banding yang telah diajukan oleh manajemen PSM Makassar.

“APPI juga telah berkoordinasi dengan FIFPRO dan Divisi Asia/Oceania untuk melaporkan kasus ini ke FIFA. Kami akan mengupayakan keadilan bagi Yuran dan memastikan hak-hak pemain tetap dilindungi,” ujarnya.

APPI berharap agar ke depan, komunikasi dan dialog antara pemain dengan pemangku kepentingan sepak bola nasional dapat berlangsung lebih terbuka dan konstruktif, guna menciptakan ekosistem sepak bola yang sehat, adil, dan manusiawi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *